A. Mengapa Pendidikan Memerlukan
Masyarakat
Keberhasilan
pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah dan
tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan
keluarga dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini berarti
mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab
untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Partisipasi
yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan salah
satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauhmana masyarakat
dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah indikator terhadap
manajemen sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan
ini merupakan sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik
(Kumars, 1989). Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di
sekolah ini nampaknya memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah,
kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah. Hal ini secara
tegas dinyatakan oleh Husen (1988) dalam penelitiannya bahwa siswa dapat
belajar banyak karena dirangsang oleh pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru
dan akan berhasil dengan baik berkat usaha orang tua mereka dalam memberikan
dukungan.
Penelitian
lain yang memperkuat apa yang dikemukakan di atas dinyatakan oleh Levine &
Hagigust (1988), yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga, cara perlakuan
orang tua murid terhadap anaknya sebagai salah satu cara/bentuk partisipasi
mereka dalam pendidikan dapat meningkatkan intelektual anak. Partisipasi orang
tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreatifitas sekolah dalam menggunakan
pendekatan kepada mereka. Artinya masyarakat akan berpartisipasi secara optimal
terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada apa dan
bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan mereka
sebagai mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Hal ini ditegaskan oleh
Brownell bahwa pengetahuan masyarakat tentang program pembelajaran merupakan
awal dari munculnya perhatian dan dukungan. Oleh sebab itu orang tua/masyarakat
yang tidak mendapatkan penjelasan dan informasi dari sekolah tentang apa dan
bagaimana mereka dapat membantu sekolah (lebih-lebih di daerah pedesaan) akan
cenderung tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka harus
melakukan sesuatu untuk membantu sekolah. Hal tersebut sebagai akibat dari
ketidak-mengertian mereka.
Pentingnya
keterlibatan orang tua/masyarakat akan keberhasilan pendidikan ini telah
dibuktikan kebenarannya oleh Richard Wolf dalam penelitiannya, yang
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan (0.80) antara
lingkungan keluarga dengan prestasi belajar.
B. Perlunya Pengelolaan Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat
Lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling proses
pendidikan itu berlangsung (manusia dan lingkungan fisik). Semua keadaan
lingkungan tersebut berperan dan memberikan kontribusi terhadap proses
peningkatan kualitas pendidikan. Perhatian Top Manajemen (Kepala Sekolah)
seharusnya berupaya untuk mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan
memanfaatkannya seoptimal mungkin, sehingga semua sumber tersebut memberikan
kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Salah satu
sumber yang perlu dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: Mengapa Manajemen Pendidikan perlu
Menangani Masyarakat (perlu adanya Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat) secara
optimal baik orang tua murid, tokoh masyarakat maupun institusi yang ada di
lingkungan sekolah?
Organisasi
sekolah adalah organisasi yang menganut sistem terbuka, sebagai sistem terbuka
berarti lembaga pendidikan mau tidak mau, disadari atau tidak disadari akan
selalu terjadi kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai supra
sistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga
itu tidak mudah punah. Suatu organisasi yang mengisolasi diri, termasuk sekolah
sebagai organisasi apabila tidak melakukan kontak dengan lingkungannya maka dia
lambat laun akan mati secara alamiah (tidak dapat eksis), karena organisasi
hanya akan tumbuh dan berkembang apabila didukung dan dibutuhkan oleh
lingkungannya. Hanya sistem terbuka yang memiliki megantropy, yaitu suatu usaha
yang terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau
kepunahan. Ini berarti hidup matinya lembaga pendidikan akan sangat tergantung
dan ditentukan oleh usaha sekolah itu sendiri, dalam arti sejauhmana dia mampu
menjaga dan memelihara komunikasinya dengan masyarakat luas atau dia mau
menjadi organisasi terbuka.
Dalam
kenyataan sering kita temui sekolah yang tidak punya nama baik di masyarakat
akhirnya akan mati. Hal ini disebabkan karena sekolah itu tidak mampu membuat
hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat pendukungnya. Dengan berbagai
alasan masyarakat tidak mau menyekolahkan anaknya di suatu sekolah, yang
akhirnya membuat sekolah itu mati dengan sendirinya. Demikian pula sebaliknya
sekolah yang bermutu akan dicari bahkan masyarakat akan membayar dengan biaya
mahal asalkan anaknya diterima di sekolah tersebut. Adanya sekolah favorit dan
tidak favorit ini nampaknya sangat terkait dengan kemampuan kepala sekolah mengadakan
pendekatan dan hubungan dengan para pendukungnya di masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, tokoh pengusaha, tokoh agama dan tokoh politik atau tokoh
kepemerintahan (stakeholders).
Karena
itu sejak lama Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung
pada tiga lingkungan yaitu lingkungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Artinya
pendidikan tidak akan berhasil kalau ketiga komponen itu tidak saling
bekerjasama secara harmonis. Kaufman menyebutkan patner/mitra pendidikan tidak
hanya terdiri dari guru dan siswa saja, tetapi juga para orang tua/masyarakat.
Dari
uraian di atas jelaslah bahwa lembaga pendidikan bukanlah lembaga yang berdiri
sendiri dalam membina pertumbuhan dan perkembangan putra-putra bangsa,
melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang
luas, dan bersama masyarakat membangun dan meningkatkan segala upaya untuk
memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta apabila lembaga pendidikan mau
membuka diri dan menjelaskan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana
masyarakat dapat berperan dalam upaya membantu sekolah/lembaga pendidikan
memajukan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Sekolah
pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi ganda terhadap masyarakat,
yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan bagi masyarakat sekitarnya,
yang oleh Stoop disebutnya sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (fungsi
untuk memajukan masyarakat melalui pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas).
Setiap
aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat inovatif, seharusnya
dikomunikasikan dengan masyarakat khususnya orang tua siswa, agar mereka
mengerti mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan oleh sekolah dan pada sisi
mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam merealisasikan program
inovatif tersebut.
Dengan
hubungan yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat (School Public Relation), yaitu:
Bagi Sekolah/lembaga
pendidikan
a. Memperbesar
dorongan mawas diri, sebab seperti diketahui konsep pendidikan sekarang adalah
oleh masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya
implementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya
kualitas sekolah akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
b.
Memudahkan/meringankan beban sekolah dalam memperbaiki
serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Hal ini akan tercapai
apabila sekolah benar-benar mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam
pengembangan dan peningkatan sekolah. Masyarakat akan mendukung sepenuhnya
serta membantunya apabila sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas.
c.
Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru.
Sebab pada dasarnya laboratorium terbaik bagi lembaga pendidikan adalah
masyarakatnya sendiri.
d.
Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih
positif/benar. Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam mewujudkan
segala program dan rencana pengembangan sekolah secara optimal, sebab opini
yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak.
e.
Masyarakat akan ikut serta memberikan kontrol/koreksi
terhadap sekolah, sehingga sekolah akan lebih hati-hati dalam melaksanakan
pembelajaran.
f.
Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah
sehingga memudahkan mendapatkan bantuan material.
Bagi Masyarakat
a. Masyarakat/orang
tua murid akan mengerti tentang berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
b. Keinginan
dan harapan masyarakat terhadap sekolah akan lebih mudah disampaikan dan
direalisasikan oleh pihak sekolah.
c.
Masyarakat akan memiliki kesempatan memberikan saran,
usul maupun kritik untuk membantu sekolah menciptakan sekolah yang berkualitas.
C. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Apa
sebenarnya yang ingin dicapai dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat? Elsbree dan Mc Nally seperti dikutip oleh Suriansyah (2001)
menyatakan bahwa yang ingin dicapai dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat ini tidak hanya sekedar mendapat bantuan keuangan dari orang tua
murid/masyarakat, tetapi lebih jauh dari hal tersebut yaitu pengembangan
kemampuan belajar anak dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, yang pada
akhirnya dapat menumbuhkan dukungan mereka akan pendidikan.
Tujuan
hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikemukakan oleh L.Hagman ialah:
a. Untuk
memperoleh bantuan dari orang tua murid/masyarakat.
b. Untuk
memajukan program pendidikan.
c. Untuk
mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat, sehingga segala permasalahan
dapat diselesaikan secara bersama dan dalam waktu yang tepat.
Dari
berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah/lembaga
pendidikan dengan masyarakat sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan:
a. Kualitas
pembelajaran. Kualitas lulusan sekolah dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor hanya akan dapat tercipta melalui proses pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas akan dapat dicapai
apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk orang tua murid/masyarakat.
b. Kualitas
hasil belajar siswa. Kualitas belajar siswa akan tercapai apabila terjadi
kebersamaan persepsi dan tindakan antara sekolah, masyarakat dan orang tua
siswa. Kebersamaan ini terutama dalam memberikan arahan, bimbingan dan
pengawasan pada anak/murid dalam belajar.
c. Kualitas
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas masyarakat (orang tua
murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat dibangun melalui proses
pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan yang berkualitas merupakan
modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di masa depan.
D. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat
Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
a.
Integrity
Prinsip ini
mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus
terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada
masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik
maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
b.
Continuity
Hubungan sekolah
dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus, jangan hanya dilakukan
secara insidental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya 1 kali dalam satu tahun
atau sekali dalam satu semester, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat
akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua / masyarakat. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat selalu beranggapan bahwa apabila ada panggilan sekolah
untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan minta bantuan uang.
Perkembangan
informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan sekolah
bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan tumbuh setiap saat, karena
itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari lembaga
pendidikan untuk masyarakat/orang tua murid, sehingga mereka sadar akan
pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan
putra-putrinya.
c.
Coverage
Kegiatan pemberian
informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek/ faktor atau substansi
yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra
kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain. Prinsip ini
juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya lengkap, akurat dan up
to date.
d.
Simplicity
Prinsip ini
menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan
baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok, pihak pemberi informasi
(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat, sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat
setempat).
e.
Constructiveness
Program hubungan
sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif, dalam arti sekolah memberikan
informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan
memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami
secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Prinsip ini juga berarti
dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu.
Di samping itu informasi yang disajikan harus dapat membangun kemauan dan
merangsang untuk berpikir bagi penerima informasi. Penjelasan yang konstruktif
akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka
tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan sekolah.
f.
Adaptability
Program hubungan
sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam
lingkungan masyarakat tersebut. Terutama penyesuaian terhadap aktivitas,
kebiasaan, budaya dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan
masyarakat.
E. Prosedur Pelaksanaan Hubungan Sekolah
Dengan Masyarakat
Prosedur
pelaksanan hubungan sekolah dengan masyarakat dilaksanakan melalui 4 tahap,
yaitu:
a. Menganalisis Masyarakat
Kegiatan pertama
dalam pelaksanaan manajemen peran serta masyarakat adalah menganalisis
masyarakat yaitu yang berkaitan dengan sasaran masyarakat, kondisi, karakter,
kebutuhan dan keinginan masyarakat akan pendidikan, problem yang dihadapi
masyarakat serta aspek-aspek kehidupan masyarakat lainnya seperti kebiasaan,
sikap, religius dan sebagainya. Hal ini sangat penting, karena pemahaman yang
salah tentang kondisi masyarakat akan menyebabkan program-program yang disusun
dan dikembangkan oleh sekolah dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk
pendidikan akan kurang tepat.
b. Mengadakan Komunikasi
Tahap kedua dalam
mengadakan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah mengadakan komunikasi
dengan masyarakat sasaran. Dalam melakukan komunikasi menurut John L. Beckley,
agar berhasil ada beberapa hal yang diperhatikan yaitu:
1) Practice Self
Control, dalam hal ini berarti sebelum memberikan informasi kepada orang lain,
pastikan bahwa informasi, petunjuk atau saran yang diberikan telah dilakukan
oleh si pemberi informasi. Karena itu kalau sekolah meminta masyarakat
memperhatikan sekolah, tanyakan dulu pada sekolah apakah sekolah sudah
memperhatikan kebutuhan masyarakatnya?
2) Appraside and
where deserve, artinya dalam berkomunikasi perlu memberikan penghargaan kepada
lawan komunikasi, meskipun penghargaan tidak selalu dalam bentuk materi,
misalnya jangan memalingkan muka pada saat lawan komunikasi berbicara, katakan
baik, anggukan dan lain-lain.
3) Critizise
Tacfully, artinya kalau anda ingin memberikan kritik dalam berkomunikasi,
berikan secara bijaksana sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain.
4) Always listen,
berupayalah anda untuk belajar mendengarkan orang lain, termasuk dalam hal ini
sensitif pada perasaan orang lain dengan melihat gejala yang muncul. Misalnya
jangan paksakan meneruskan pembicaraan apabila terlihat lawan berkomunikasi
sudah sangat bosan.
5) Stress Reward,
berikan penghargaan/ganjaran kepada lawan bicara kalau memang patut diberikan
penghargaan. Penghargaan yang dimaksudkan dalam hal ini bukan hanya semata-mata
dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk non-materi.
6) Considire the
persons interest, artinya perhatikan minat setiap individu lawan bicara. Oleh
sebab itu mulailah pembicaraan dari sesuatu masalah yang menjadi minat, hobi
atau pusat perhatian orang.
Keberhasilan
komunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat. Artinya kalau ingin berhasil dalam memberdayakan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, maka kunci
pertama yang harus dikuasai adalah kemampuan berkomunikasi.
c. Melibatkan Masyarakat
Melibatkan
masyarakat bukan hanya sekedar menyampaikan pesan, tapi lebih dari itu menuntut
partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan dan program sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar