1.
Pengertian
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Husemas).
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara
sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang
kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama
masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, Bagin dan
Gallagher (1976), mendefenisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif untuk
menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efesien serta saling
pengertian antara sekolah, personil sekolah dengan masyarakat. Defenisi diatas
mengandung beberapa elemen penting sebagai berikut :
a) Adanya
kepentingan yang sama antara sekolah dan masyarakat. Masyarakat memerlukan
sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat
hidup lebih baik, demikian pula sekolah.
b) Untuk
memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam
pengembangan sekolah. Yang dimaksud dengan peran serta adalah kepedulian masyarakat
tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan sebagai membangun dalam
usaha perbaikan sekolah.
c) Untuk
meningkatkan peran serta itu diperlukan kerjasama yang baik, melalui komunikasi
dua arah yang efisien.
2.
Tujuan
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, masyarakat dan orang tua murid (keluarga). Keterlibatan unsur-unsur
tersebut dalam menengani permasalahan pendidikan penting sekali, sebab proses
belajar dari anak didik bukan hanya terjadi disekolah, melainkan juga terjadi
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena itu ketiga unsur tersebut
harus dapat bekerja sama sedemikian rupa sehingga proses dari belajar anak
didik dapat berjalan dengan baik.
Sukses atau gagalnya suatu kegiatan dapat dilihat
dari sejauh mana tujuan kegiatan tersebut dapat terealisir. Dalam kaitannya
dengan hubungan sekolah dan masyarakat, ada beberapa tujuan yang mendasarinya.
Bent dan Kronenberg (Ametembun, 1973;153) mengemukakan tiga tujuan utama dari hubungan
sekolah dan masyarakat. Ketiga tujuan tersebut adalah.
a) To
prevent misunderstandinng
b) To
secure financial support
c) To
secure cooperation I policy making
Yang dimaksud dengan tujuan-tujuan
tersebut diatas adalah : (1) untuk mencegah kesalahpahaman masyarakat terhadap
sekolah, sehingga, sehingga terciptanya opini yang baik dari masyarakat tentang
pendidikan umumnya dari sekolah khususnya. (2) untuk memperoleh sumbangan
financial dan sumbangan material dari masyarakat. (3) untuk menjalin kerja sama
dalam pembuatan-pembuatan kebijaksanaan.
Elsbree (Hendiyat Sutopo, 1982;236)
mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut :
a) Untuk
meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak secara maksimal.
b) Untuk
menigkkatkan tujuan masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c) Untuk
mengembangankan antusiasme atau semangat dalam membantu kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat di sekolah.
Pendapat diatas menekankan bahwa tujuan
kerja sama antar sekolah dengan masyarakat yang dijalin melalui hubungan
sekolah dan masyarakat bukan hanya untuk kepentingan sekolah, tetapi juga untuk
kepentingan dari masyarakat itu sendiri. Rincian tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat yang lebih mendetail dikemukankan oleh Uagman (Ametembun, 1973;156)
yang mengemukan 6 tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat :
a) Untuk
memperoleh bantuan masyarakat, khususnya bantuan finansial dan perlengkapan
dari fasilitas lainnya yang dibutuhkan sekolah.
b) Untuk
melaporkan perkembangan sekolah.
Sekolah secara periodik
dan kontinu memberikan laporan kepada masyarakat agar masyarakat dapat
mengetahui dan mengikuti perkembangan sekolah, serta hambatan-hambatan yang
dihadapi.
c) Untuk
memajukan program pendidikan.
Program sekolah
hendaknya juga dapat mencerminkan keinginan dan harapan dari masyarakat. Hal
ini penting agar program pendidikan tersebut dapat dukungan dari masyarakat.
d) Untuk
memperbaiki masyarakat.
Sekolah mempunyai suatu
tanggung jawab untuk membina anak-anak (generasi muda) dan orang dewasa serta
melatih keterampilan sosila untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi pada umumnya. Dalam hal ini, sekolah dapat menyusun program
pendidikan non formal bagi orang-orang dewasa.
e) Untuk
mengembangkan partnership.
Sekolah hendaknya
selalu mengadakan kerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat bagi
kepentingan pendidikan anak didik. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain berkonsultasi, bertukar-pikiran dengan pemuka-pemuka masyarakat,
tokoh-tokoh pendidikan, dengan instansi pemerintah maupun swasta. Dengan
mengembangkan konsep partnership, sekolah dapat mempartisipasikan masyarakat
dalam kegiatan-kegiatan pendidikan disekolah.
f) Untuk
membina kepemimpinan sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan suatu media untuk mengembangkan kepemimpinan sosial pada masyarakat.
Sebaliknya juga memberikan umpan balik (feedback) bagi kepemimpinan kepala
sekolah tersebut.
Dari pendapat di atas terlihat bahwa
tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat bukan hanya berarti bagi sekolah
saja, tetapi juga mempunyai arti bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya.
Melalui hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat, diharapkan
timbulnya kesadaran orang tua murid dan masyarakat umumnya tentang arti
pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Dengan timbulnya kesadaran
tersebut, diharapkan orang tua murid dan masyarakat dapat memberikan perhatian,
bimbingan serta dorongan bagi anak-anak mereka dalam belajar, baik di sekolah
maupun di rumah.
3.
Prinsip-prinsip
Hubungan Sekolah Masyarakat
Dalam melaksanakan kegiatan hubungan sekolah dan
masyarakat perlu dianut beberapa prinsip. Prinsip ini memberikan pedoman dan
arah kepada guru dan kepala sekolah, sehingga kegiatan hubungan sekolah dan
masyarakat dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip itu
adalah :
a) Prinsip
Otoritas, yaitu bahwa husemas harus dilakukan oleh orang yang mempunyai
otoritas, karena pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan
sekolah.
b) Prinsip
Kesederhanaan, yaitu bahwa program-program hubungan sekolah masyarakat harus
sederhana dan jelas.
c) Prinsip
Sensitivitas, yaitu bahwa dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan
dengan masyarakat, sekolah harus sensitif terhadap kebutuhan serta harapan
masyarakat. Apa yang dianggap biasa oleh sekolah dapat merupakan hal yang
sangat manyinggung perasaan masyarakat.
d) Prinsip
Kejujuran, yaitu bahwa apa yang disampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu
apa adanya dan disampaikan secara jujur. Sekali sekolah memberikan informasi
yang tidak benar, kepercayaan masyarakat terhadap sekolah akan menurun, dan
akibatnya sekolah tidak lagi mudah untuk membangun kepercayaan itu kembali.
e) Prinsip
Ketepatan, yaitu bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus
tepat baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang
akan dicapai. Pemilihan waktu yang kurang tepat dapat mengakibatkan kegagalan
dari program tersebut.
4.
Teknik-teknik
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Dalam menciptakan kerja sama antara sekolah dengan
orang tua murid dan masyarakat, ada beberapa teknik yang dapat digunakan.
Teknik tersebut meliputi :
a.
Publikasi
Sekolah
Publikasi
sekolah adalah merupakan kegiatan yang dillakukan sekolah untuk memperkenalkan
serta memberikan informasi tentang program-program sekolah. Kegiatan-kegiatan
sekolah dan lain sebagainya kepada masyarakat.
Tujuan
disebarkan informasi tentang sekolah kepada masyarakat adalah untuk mendapatkan
dukungan yang positif dari masyarakat tentang program yang dilaksanakan di
sekolah.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka kegiatan publikasi sekolah :
(1) Informasi
yang disampaikan harus objektif.
(2) Bahasa
yang digunakan harus sederhana dan mudah untuk dimengerti.
(3) Harus
memperhatikan opini yang berkembang di masyarakat.
(4) Informasi
hendaknya disampaikan secara kontinu.
(5) Informasi
yang disampaikan tersebut hendaknya dapat mendorong timbulnya keinginan
masyarakat untuk berpartisipasi dengan program-program sekolah itu sendiri.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh
dalam publikasi sekolah. Kegiatan tersebut meliputi :
(1) Informasi
lewat siswa
Siswa sebagai warga
sekolah dan sekaligus sebagai warga masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai
perantara untuk kegiatan publikasi sekolah. Kepada siswa dititipkan informasi
yang berkenaan dengan program sekolah, hasil-hasil yang dicapai sekolah,
kebutuhan-kebutuhan sekolah serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi sekolah.
(2) Buletin
sekolah
Buletin sekolah sebagai
media sekolah dapat dijadikan sebagai media komunikasi dua arah antara sekolah
dengan masyarakat. Di samping sebagai media komunikasi, buletin sekolah dapat
menjadi wahana memupuk kreativitas siswa dalam menulis.
(3) Surat
kabar
Bila memungkinkan,
sekolah dapat menerbitkan koran sekolah yang dapat digunakan sebagai media
publikasi. Bila sekolah tidak memungkinkan melaksanakan koran sekolah, sekolah
dapat memanfaatkan media setempat maupun media masa pusat (koran daerah atau
koran pusat).
Pesan yang disampaikan
melalui surat kabar dapat bermacam-macam, seperti: misi sekolah, tujuan
sekolah, prestasi yang dicapai sekolah, kegiatan-kegiatan sekolah dan lain
sebagainya.
(4) Pameran
sekolah
Pemeran sekolah adalah
merupakan arena langsung bagi masyarakat untuk meliah secara dekat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah, prestasi-prestasi yang dicapai
sekolah, program-program sekolah dan lain sebagainya.
Dengan adanya pameran
sekolah akan mendapatkan balikan atau umpan balik dari masyarakat tentang
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disekolah. Baik dalam bentuk positif maupun
dalam bentuk negatif guna perbaikan program dari sekolah.
(5) Volder
dan Brosur
Volder dab brosur
biasanya digunakan atau diterbitkan untuk kepentingan siswa baru (penerimaan
siswa baru). Dalam volder dan brosur biasanya memuat misi sekolah, program
sekolah, prestasi yang telah dicapai sekolah, dan lain sebagainya.
(6) Malalui
TV dan Radio
Radio dan TV merupakan media-media
yang ampuh digunakan dalam publikasi sekolah. Keduanya mempunyai jangkauan yang
cukup luas, semua lapisan masyarakat dapat menerimanya dalam waktu yang relatif
singkat. Pesan-pesan yang ingin disampaikan sekolah hendaknya diformulasikan ke
dalam bahasa-bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti massa.
b.
Pertemuan
Tatap Muka Individu
Yang
dimaksud dengan pertemuan tatap muka disini adalah pertemuan yang berlangsung
dua orang antara guru-guru dengan orang tua wali murid antara guru dengan
pemuka masyarakat, atau antara kepala sekolah dengan orang tua murid atau
anggota masyarakat.
Aspek-aspek
yang dibicarakan menyangkut masalah-masalah pendidikan di sekolah, seperti
masalah yang dihadapi siswa dalam belajar, masalah yang dihadapi sekolah dalam
menanggulangi kenakalan siswa-siswa, dan masalah sekolah lainnya.
c.
Pertemuan
Tatap Muka Kelompok
Yang
dimaksud dengan pertemuan tatap muka kelompok adalah pertemuan antara personil
sekolah (guru atau kepala sekolah) dengan orang tua murid, atau dengan
pemuka-pemuka masyarakat. Aspek-aspek yang dibicarakan menyangkut
masalah-masalah pendidikan secara umumnya, dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi sekolah khususnya.
Melalui
pertemuan tersebut, diharapkan sekolah mendapatkan masukan-masukan dari anggota
masyarakat. Sebaliknya anggota masyarakat memperoleh informasi-informasi yang
jelas tentang pendidikan dengan gejala permasalahanya di sekolah.
Bentuk-bentuk
pertemuan tatap muka kelompok tersebut dapat bermacam-macam, seperti pertemuan
wali murid, pertemuan BP3, pertemuan saat penyerahan siswa menerima rapor
dengan orang tua murid, dan lain sebagainya.
d.
Laporan
Kepada Orang Tua Murid
Laporan
yang diberikan sekolah kepada orang tua murid dapat berupa buku raport (hasil
studi siswa), dapat berupa buku data pribadi siswa, atau segala sesuatu yang
berkenaan dengan perkembangan pribadi anak dalam belajar di sekolah.
Laporan-laporan
tersebut dapat dibuat secara berkala, sekali dalam tiga bulan, sekali dalam
satu semester atau sekali dalam satu tahun. Dengan laporan ini diharapkan orang
tua murid dan masyarakat lainya dapat memberikan masukan-masukan ke sekolah
demi perbaikan program-program sekolah di masa yang akan datang.
e.
Kunjungan
Sekolah
Kunjungan
sekolah adalah merupakan kunjungan yang dilakukan anggota masyarakat ke
sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung aktivitas-aktivitas
anak didik di sekolah, baik di kelas, di laboratorium, maupun di luar kelas.
Hasil
pengamatan orang tua murid atau anggota masyarakat yang telah berkunjung
tersebut, diharapkan dapat memberikan masukan-masukan bagi sekolah untuk
perbaikan-perbaikan proses pendidikan umumnya dan pengajaran khususnya di
sekolah.
Teknik-teknik
yang dikemukakan di atas hanya baru sebahagian saja, dan tidak tertutup
kemungkinan bagi setiap sekolah untuk mengembangkan teknik-teknik lain yang
dianggap cocok untuk masing-masing daerah dalam rangka mengembangkan hubungan
sekolah dan masyarakat.
Pemilihan
teknik-teknik yang akan digunakan dan dianggap cocok untuk diterapkan dalam
hubungan sekolah dengan masyarakat sangat penting, guna menghindari
kesalah-pengertian orang tua murid atau masyarakat terhadap sekolah akibat
kesalahan dalam menentukan teknik yang digunakan tersebut. Teknik-teknik yang
diterapkan bila kurang cocok dengan situasi dan kondisi, akan dapat menimbulkan
interprestasi yang berbeda-beda terhadap pesan-pesan yang disampaikan sekolah.
Setiap
teknik yang dikemukakan di atas mempunyai kebaikan-kebaikan dan juga mempunyai
kelemahan-kelemahan. Karena itu dalam rangka pengembangan hubungan sekolah
dengan masyarakat yang lebih baik, sekolah jangan hanya mengandakan satu teknik
saja, tetapi hendaknya mengkombinasikan dengan beberapa teknik yang dianggap
tepat dan cocok untuk itu.
5.
Pelaksanaan
Program Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a.
Perencanaan
program
Perencanaan
program hubungan sekolah dengan masyarakat harus memperhatikan dana yang
tersedia, ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana prasarana yang tersedia dan
teknik yang akan digunakan.
Dalam
menyusun program hubungan sekolah dengan masyarakat, ada empat kriteria pokok
yang harus dipenuhi (Ametembun, 1973;163). Kriteria tersebut meliputi :
(1) Perencanaan
program hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah terintegrasi dengan program
pembangunan pendidikan pada umumnya dan sekolah khususnya.
(2) Setiap
pejabat atau petugas sekolah, terutama guru-guru hendaklah menganggap dirinya
sebagai petugas hubungan masyarakat, mereka harus menunaikan tugasnya seefektif
mungkin, dan harus mempraktekkan hubungan kemanusian yang baik.
(3) Program
hubungan sekolah dengan masyarakat harus didasarkan pada kerja sama masyarakat
dengan sekolah. Kerja sama ini bukanlah sepihak (one way), melainkan timbal
balik (two way) proses.
(4) Bahwa
bahagian-bahagian atau seksi-seksi perlu dibentuk dalam program hubungan
sekolah dan masyarakat untuk memberikan informasi-informasi kepada masyarakat
tentang sekolah.
Di
samping kriteria diatas, aspek-aspek lain yang perlu dipertimbankan adalah :
(1) Program
hubungan sekolah dengan masyarakat hendaklah sederhana dan dapat dilaksanakan
guna membantu kelancaran program pendidikan disekolah.
(2) Program
yang disusun hendaknya jelas dan mudah dipahami, bila dibaca orang lain.
Ada
beberapa hal yang terdapat dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat :
(1) Ikhtisar
tentang tujuan yang ingin dicapai.
(2) Permasalahan-permasalahan
kebutuhan masyarakat.
(3) Bentuk-bentuk
pelaksanaan yang akan dilakukan.
(4) Batasan-batasan
dan arah untuk mengembangkan di masa yang akan datang.
b.
Pelaksanaan
program
Dalam
pelaksanaan program hubungan sekolah dan masyarakat yang telah dirumuskan,
diperlukan adanya koordinasi kerja dari personil-personil yang terlibat. Setiap
personil harus tahu tugas dan tanggung jawab yang harus diembannya dalam rangka
pelaksanaan program hubungan sekolah dan masyarakat.
Berikut
ini dicoba menjelaskan tugas masing-masing personil sekolah dalam kaitannya
dengan pelaksanaan program hubungan sekolah dan masyarakat :
(1) Kepala
sekolah
Kepala sekolah sebagai
orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola sekolah, mempunyai peranan
penting dalam mengelola sekolah, mempunyai peranan penting dalam mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat. Sebagai penanggung jawab pendidikan disekolah,
kepala sekolah harus mampu mengelola kegiatan pendidikan dengan baik. Tugas
utama kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan menurut Oteng Sutisna (1980;22)
adalah membantu guru-guru mengembangkan daya kesanggupannya, dan untuk
menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan dan mendorong guru-guru, murid dan
orang tua murid mempersatukan kehendak, fikiran dalam kegiatan untuk mencapai
tujuan secara efektif.
Tugas kepala sekolah
dalam kaitan dengan hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi :
(a) Bertanggung
jawab terhadap pembinaan dan pengarahan pelaksanaan program.
(b) Mengembangkan
program yang sejalan dengan kebijaksanaan yang diambil sekolah.
(c) Menyesuaikan
program dengan situasi dan kondisi.
(d) Menyusun
jabaran tugas anggota staf dengan tata kerjanya.
(e) Memberi
pengarahan dalam kegiatan in service training.
(f) Meneruskan
pengarahan pada anggota staf.
(g) Memimpin
survey tentang aspek-aspek masyarakat dan opini publik mereka.
(h) Bertanggung
jawab dalam mengelola gedung dan halaman sekolah.
(i) Mengambil
inisiatif untuk bekerja sama dalam proyek-proyek yang bermanfaat dalam
kehidupan masyarakat.
(j) Mengelola
peralatan dan perlengkapan sekolah.
(k) Memilah-milah
kegiatan dalam suatu program.
(2) Guru-guru
(a) Memberi
informasi tentang sistem sekolah dan kegiatan-kegiatan sekolah langsung kepada
orang tua murid dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya melalui kontak
sehari-hari.
(b) Mengembangkan
kerja sama antara sekolah dengan masyarakat setempat dan orang tua murid.
(c) Melaksanakan
tugas mendidik dan mengajar dengan sebaik-baiknya.
(d) Menerima
informasi-informasi dari wakil-wakil masyarakat.
(e) Menciptakan
kerja sama yang harmonis dengan teman-teman sejawat.
(f) Ikut
mengembangkan program hubungan sekolah dengan masyarakat secara bersama-sama
dengan kepala sekolah.
(3) Staf
Personil Lainya
(a) Ikut
mengembangkan program hubungan sekolah dan masyarakat.
(b) Mengembangkan
kerja sama dengan orang tua murid dan masyarakat.
(c) Menerima
dan melaksanakan tugas-tugas sehari-hari.
(d) Menerima
informasi dari anggota masyarakat dan wakil-wakil masyarakat lainnya.
(e) Mengumpulkan
opini publik dan sikap-sikap masyarakat tentang pendidikan dan sekolah.
c.
Evaluasi
program hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk
melihat efektivitas dan efesiensi program hubungan sekolah dan masyarakat,
diperlukan evaluasi. Evaluasi adalah merupakan suatu proses kegiatan penilaian
terhadap kegiatan-kegiatan yang berjalan dan terhadap hasil yang dicapai.
Dengan adanya evaluasi akan diketahui bagaimana pelaksanaan program hubungan
sekolah dan masyarakat, kelemahan-kelemahan apa yang terdapat dalam program dan
hambatan-hambatan apa yang ditemukan dalam pelaksanaan program tersebut.
Hasil
dari evaluasi dapat menjadi umpan balik bagi kepala sekolah dan stafnya untuk
menyempurnakan program hubungan sekolah dan masyarakat di masa yang akan datang
dengan mekanisme pelaksanaannya. Dengan adanya masukan-masukan tersebut
diharapkan pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat di masa-masa yang
akan datang dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar